
infowonogiri.com – PARANGGUPITO – Pada awal musim penghujan, sebagian besar nelayan tradisional di wilayah Pantai Paranggupito, Wonogiri tidak berburu lobster dan rumput laut. Mereka lebih memilih bertani karena musim tanam mulai tiba. Yaitu menanam padi, jagung, atau kacang-kacangan.
Kepala Desa Paranggupito, Suparmo mengatakan, sebagian wilayah itu telah beberapa kali diguyur hujan. “Di sini sudah hujan tiga kali, tanahnya sudah mulai basah bisa ditanami. Sementara ini, nelayan libur, tidak mencari lobster dan rumput laut,” katanya, baru-baru ini.
Dijelaskan, warga yang tidak punya sawah juga lebih memilih menjadi buruh tani. Di sisi lain, harga rumput laut jenis agar-agar berkisar Rp 1.000 per kantung plastik. Rumput laut itu dijual eceran ke warung atau pasar di Giritontro. “Biasanya dibuat masakan, seperti gudangan (urap), oseng-oseng, atau campuran es buah,” katanya.
Sekedar tahu, seorang nelayan setempat hilang terseret ombak pantai saat mencari rumput laut, 2 Oktober lalu. Hingga 40 hari peristiwa itu, jenazahnya belum ditemukan.