
infowonogiri.com – WONOGIRI – Pak Jati. Begitulah para petani melon di empat Kecamatan di Kabupaten Wonogiri memanggilnya. Yaitu petani melon di Kecamatan Baturetno, Giriwoyo, Giritontro, dan Eromoko. Pun petugas penyuluh lapangan (PPL) Dinas Pertanian Pangan dan holtikultura Kabupaten Wonogiri, memanggilnya.
Nama selengkapnya adalah Jati Kuswardono. Umur baru 43th. Pria berwajah bersih ini menempati Kantor di Soropadan Jl Magelang – Semarang, tepatnya Km 13 Prinsurat Temanggung. Kantor tidak lain adalah kantor PT. Bumi Sari Lestari (BSL). PT BSL selalu siap bermitra dengan petani. Kontaknya, 0293714678.
PT BSL adalah pendamping kelompok petani di empat Kecamatan tersebut. Jati, adalah Dirut PT BSL. Ia mulai bekerja sama dengan petani melon di Desa Balaipanjang Baturetno, sejak ditandatanganinya MoU (Memorandum of Understanding) sejak 26 Juli 2012 silam. Bentuk kerjsamanya adalah kemitraan dengan paguyuban petani melon Gajah Mungkur (GM). Produksi melon GM mencapai 7ton/pekan.
BSL menerima dan menjualkan melon dengan kualitas ekspor, di pasar Singapura. Sejak Juli 2012 hingga kemarin, produksinya telah mecapai 32 Ton. Melon Balaipanjang memiliki kelebihan brix (kadar kemanisannya) 11 perseb lebih, sesuai standar pasar internasional, di pasar Singapura.
Bicara soal haga melon Balaipanjang, Jati membeberkan, gret A seharga Rp.5,5 ribu/kg, gret B Rp.4,5 ribu/kg. Sedangkan gret C beredar di pasar lokal. Harganya pun untuk gret C fluktuatif, naik turun. Sedangkan melon Balaipanjang di pasar luar negeri seharga Rp.1,7 SGD (dolar Singapur).
Naik turunnya harga melon, menurut Jati karean karena kesulitan memasarkan produksinya. Terutama jika tidak ada kerjasama atau MoU antara petani melon dengan pengusaha. Persoalannya, petani melon sering dipermainkan tengkulak (pedagang) yang tidak ada komitmen.
Modusnya, para tengkulak memainkan harga. Misalnya di pasar lokal, tengkulak mengaku masih banyak stok melon. Khawatir tidak terjual, maka petani melon menjual dengan harga yang ditentukan tengkulak, bukan yang dikehendaki petani. Dampaknya petani merugi. “Seperti sering terjadi di pasar Kramatjati,” katanya.
Tetapi jika ada MoU dengan pengusaha maka tidak akan terjadi permainan harga. Sebab jika salah satu pihak mengingkari MoU, maka dapat diperkarakan secara perdata. Selain itu, PT BSL juga mencarikan akses pasar dan melakukan pendekatan ke pasar internasional.
Soal kualitasnya, melon GM memp;unyai ketahanan sampai dua minggu tampa perlakuan. Jika mendapatkan perlakukan maka akan lebih lama lagi ketahanannya. Perlakuan tehadap melon antara lain didinginkan pada suhu 4-5 derajat, diperlambat proses pembusukannya, maka kandungan nutrisi dan gizinya dapat terjaga.
“Nah kalau melon ekspor harus punya fasilitas ini, jangan coba-coba kalau tidak punya alat ini mau mengekspor, pasti ditolak,” ujarnya. PT BSL juga memberikan benih, pupuk, pelatihan dan akses jaringan pasar. Pelatihan antara lain diajari cara menyortir buah, mulai memetik, menemas, dan mengangkut. Melon cacat sedikit saja tidak bisa.
Selain melon, BSL juga mempunyai produk unggulan. Antara lain buncis super rambat, buncis baby tampa acir, terong ungu, jagung, waluh, umbi jepang, tomat super, lombok super, cabe, aneka sayur, pakcoy sawi, sawi putih, kubis, kentang, salak, mangga, manggis, jambu merah dan aneka empon.[bagud@infowonogiri.com]