
infowonogiri.com – WONOGIRI – Nama aslinya Joko Suparno. Tetapi entah mengapa pria yang mengaku berumur 57 tahun itu banyak yang memanggilnya dengan kata kata koplak, lengkapnya Bajang Koplak. Padahal kata koplak identik dengan makna yang negatif. Koplak sama dengan kopyor, tidak nalar, tidak masuk akal, atau lucu tetapi bikin pusing.
Bajang sendiri mengaku tidak tahu kapan mulai dia dipanggil Koplak. Menurutnya hal itu tidak penting. Terpenting nama itu membuatnya terkenal dan membawa hoki tersendiri. Bahkan kata koplak kini menjadi brand kelompok campur sari yang dipimpinnya, yaitu Campur Sari Bajang Koplak, disingkat CSBK.
CSBK dipimpin oleh pria yang telah mempunyai tiga anak itu dan 11 cucu. Pria yang beralamat di Desa Jaten Kecamatan Selogiri ini bisa dibilang kini cukup terkenal di wilayah Wonogiri dan luar kota. Sebab sejak CSBK berdiri awal 2011 dia sering tampil manggung baik di tempat hiburan, acara resmi atau acara hajatan.
Selain sebagai penyanyi campur sari, Bajang mulai menjajagi dunia layar kaca. Kini ia tengah mengerjakan sinetorn yang ia bintangi. Judul sinetron itu adalah Thiwul dan Jamu Gendong. Sinetron ini bercerita tentang pedagang jamu n pedagang tiwul, yang merantau ke kota besar.
Bajang beralasan penganan khas Wonogiri ini berhasiat untuk menambah panjang umur. Karena itu pula ia ingin mengenalkan tiwul ke daerah lain dan luar negeri melalui sinetron. Tidak hanya sinetron Tiwul dan Jamu Gendong, Bajang juga membintangi Sinetron berjudul Satria Anak Halilintar yang akan digarap sampai 26 episode.
Lokasi shutingnya dikerjakan di Sumedang, Jawa baerat, Wonogiri dan Sukoharjo. Sinetron ini berkisah tetang seorang anak yang mengauasi ilmu bela diri. Sehingga ia tangguh membela diri dan masyarakatnya. Sinetron ini disutradara oleh Bowi dari Jakarta dan akan ditayangkan di semua TVRI Nasional.
“Recana tayang pasca lebaran. Saya membintangi sinetron ini bersama artis Trio Macan,” ujar Bajang. Latar belakang Bajang sendiri adalah asli kelahiran Wonogiri. Pernah merantau di Madura, Surabaya, Jakarta Sumatra. Pekerjaan aslinya ia mengaku tukang ngarit dan bertani.
Selain bertani, juga wiraswasta sebagai penambang batu dan pedagang bakso di Jakarta. Sedangkan kesukaan Bajang adalah mendamaikan dan menyatukan persoalan yang terjadi masyarakat, bahkan tampa segan segan Bajang akan mengeluarkan hususnya bagi pihak yang berpekara tetapi tidak mampu secara ekonomi.[bagus@infowonogiri.com]