
infowonogiri.com – WONOGIRI -Sebanyak 70 anak remaja seusia Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti kegiatan sunah rasul Sunatan Masal, Minggu (24/6) di aula masjid Agung At Taqwa Wonogiri.
Ketua Penanggungjawab kegiatan sunatan masal, dr H Martanto mengatakan, bawha sunatan masal digelar dalam rangka bhakti sosial yang digagas oleh para alumni SMAN se Kabupaten Wonogiri angkatan ke 22.
Sunatan Masal Ada Yang Minta Khusus
Sedangkan sunatan masal ditangani oleh para medis sebanyak delapan orang dan dokternya satu orang, yakni dr H Martanto sendiri. “Sunat itu sunah Rasul yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat islam yang mulai menginjak dewasa,” ujar Martanto.
Selain sunah Rasul, secara medis sunat bertujuan untuk membuang ujung kulit kemaluan pria yang menyimpan kelenjar jahat. Jika dibiarkan kelenjar jahat tersebut bisa mengakibatkan kangker kelamin.
Sejak tahun 2000an proses sunat sudah menggunakan alat kedokteran yang cukup canggih. Yaitu menggunakan pisau setrum atau pisau listrik, sehingga dengan kecanggihan alat tersebut dapat menggurangi dampak pendarahan serius.
Bahkan nyaris tidak berdarah. Tahapan sunat, penis dibius lokal terlebih dahulu pada sekitar pangkal batang penisnya. Bius ini mampu menahan sakit selama sekitar dua jam. Setelah dibius, kulit kemaluan yang ada pada ujung penis dipotong.
Setelah dipotong kulit luar dan kulit dalam pada bekas potongan kemudian disatukan dengan cara dijahit. Sehingga luka pada bekas sunatan bisa lekas sembuh. Paling lama antara 7 hingga 10 hari, tergantung kemampuan fungsi kekebalan tubuh masing masing anak.
Setelah disunat, peserta diperkenankan pulang. Sebelum pulang peserta sunatan masal dibekali dua jenis obat-obatan untuk antibiotik dan antinyeri untuk seminggu, uang saku, pakaian baju muslim lengkap, serta uang saku.
Dua peserta sunatan masal mengaku senang. “Saya ikut sunatan masal atas kemauan sendiri,” ujar Ikhsan (13) siswa kelas 6 SDN Purworejo 1 Wonogiri. Peserta lain mengikuti sunatan dengan alasan banyak kawannya.
Banyak peserta lain menangis karena ketakutan dan kesakitan. Bahkan ada peserta yang terjatuh dari meja operasi karena syok berat sebelum disunat. Ada pula salah satu ornag tua peserta sunatan masal meminta anaknya ditangani secara khusus.
“Saya minta spesialis pak dokter,” begitu kata salah satu wali khitan. Menurut dr H Martanto, bawha secara umum penanganan khitan semua sama model dan bentuknya. Namun ada yang perlu ditangani secara khusus.
Antara lain penis yang mengalami penyempitan kulit penutup kepala kemaluan sehingga harus ditangani secara khusus, dan kulit kepala lengket dengan kepala kemaluan. “Kasus seperti itu wajib segera dikhitan, karena rawan kangker kemaluan,” katanya.[bagus@infowonogiri.com]