infowonogiri.com-WONOGIRI-Di hutan Alas Kethu, Kelurahan Giriwono Kecamatan/Kabupaten Wonogiri sering ada orang berburu hewan. Hewan yang paling banyak diburu adalah Kijang. Pemburu kebanyakan datang dari luar kota, Solo Raya dan Jogjakarta. “Mereka biasa berburu malam hari,” ujar warga Seneng yang tidak disebutkan namanya.
Mereka mengetahui karena pemburu menitipkan kendaraannya di rumah penduduk setempat. Namun tidak setiap berburu mereka memperoleh hewan buruan. “Terkadang sampai tiga malam mereka tidak dapat. Kadang baru semalam sudah dapat. Dapat satu langsung pulang. Biasanya dapatnya Kidang atau Babi,” ujarnya. Senjata yang digunakan biasanya senapan.
Kini, sejak awal Januari 2012 ini, pemerintah melalui Asisten Perhutani (Asper) Kabupaten Wonogiri mulai menyosialisasikan larangan berburu di hutan Alas Kethu. Seperti dikemukakan oleh Asper Wonogiri, Budi. “Cara yang bisa kita lakukan memasangi papan larangan, dan pengawasan langsung,” ujar Budi di kantornya, belum lama ini.
Tujuan larangan berburu, adalah dalam rangka penglolaan hutan lestari dan melindungi satwa langka, seperti Kijang, Harimau (Macan), Landak, Trenggiling, Babi dan Kancil, serta hewan lainnya. Papan pengumuman larangan dipasang di seluruh hutan wilayah Perhutani KPH Surakarta. Antara lain Alas Kethu dan Gunung Gandul di Wonogiri Kota, Lawu Selatan di Kecamatan Jatisrono, Jatipurno, Donoloyo Kecamatan Slogohimo, Jatiroto, Purwantoro, Baturetno.
“Semua dipasangi. Yang sering ada perburuan di Alas Kethu dan Donoloyo. Di alas Kethu yang sering terlihat Kijang. Harimau ada tapi bukan Harimau Jawa, adanya harimau warna hitam buntutnya panjang,” terang Budi. Bagi pemburu yang tertangkap, diancam pidana. Karena berburu hewan yang dilindungi melanggar Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1990, atau pasal 40 UU Nomor 5 tahun 1990 ancamannya hukuman maksimal 1 tahun dan atau denda Rp.50 juta.
Menurut Budi, yang sering menemukan hewan yang dilindungi itu adalah anak buahnya, Mantri atau Mandor hutan. Disebutkan Budi, antara lain Mantri Sutarno, Mandor Sujarwo dan Mandor Sutardi. Setiap bulan, Mantri dan Mandor melaporkan hasil pengawasan langsung wilayahnya masing-masing, secara menyeluruh.
“Di Wonogiri hewan Kijang masih banyak, mencapai puluhan. Harimau ada tapi sudah jarang. Di Gunung Gandul masih ada Kijang. Kalau musim kemarau terkadang mereka turun, karena di hutan batu pada saat musim kemarau tidak ada rumput. Harimau Jawa sudah tidak ada, kalau di Lawu Selatan kemungkinan masih ada,” pungkas Budi. (bagus@infowonogiri.com)